1.
PENDAHULUAN
Pintu
adalah salah satu fitur pertahanan pertama untuk menjaga
keamanan fisik rumah. Jika pintu rumah dapat dibuka dengan
mudah, pencuri dapat dengan mudah
masuk dan mencuri
isi rumah. Pada awalnya, pintu
hanya mencakup kunci
fisik untuk mengunci
atau membuka pintu namun kemudian dengan kemajuan teknologi telah dibuat
inovasi pintu yang lebih modern yaitu pintu digital yang dapat mengunci atau membuka kunci pintu tanpa memerlukan
kunci fisik. Untuk selalu menjaga keamanan rumah, penghuni rumah akan selalu mengunci pintu baik saat
keluar rumah, maupun saat beristirahat di dalam rumah, namun terkadang penghuni rumah lupa mengunci pintu karena
terburu-buru saat keluar rumah, atau mereka mungkin ragu apakah mereka telah
mengunci pintu atau tidak. Ini
adalah salah satu faktor yang dapat menjadi ancaman bagi keamanan rumah, untuk
meningkatkan sistem keamanan sebuah rumah, salah satunya
adalah dengan menerapkan sistem keamanan rumah berbasis Internet of Things (IoT).
Internet
of Things (IoT) terus berkembang pada konsep
lingkungan cerdas dan membuka jalan bagi penerapan berbagai ap- likasi dengan dampak signifikan pada
banyak bidang kehidupan sehari-hari di masa depan [1]. Beberapa pemanfaatan IoT dalam mendukung kemajuan industri 4.0 [2] diantaranya dalam bidang logistik [3],
sistem transportasi cerdas [4], efisiensi energi rumah pintar
[5], sistem keamanan
rumah pintar [6], sistem pembersihan cerdas [7] dan e-health [8]. Dari beberapa contoh pengaplikasian IoT tersebut memungkinkan di mana paradigma baru ini akan memainkan peran
utama di masa depan. Untuk itu penelitian ini memu- ngkinkan IoT dapat diterapkan dalam menjaga keamanan
rumah lewat sistem
penguncian rumah menggunakan sidik jari dan kontrol jarak jauh. IoT memanfaatkan kemampuan sensor seperti sidik jari sebagai
input untuk mendeteksi sidik jari pemilik rumah. IoT juga memanfaatkan
kemampuan alat seperti mikrokontroler yang dapat mengontrol perangkat lain
seperti saklar otomatis ataupun kunci
pintu digital yang dapat mengunci atau membuka kunci tanpa memerlukan perangkat
fisik. Sistem komunikasi IoT dalam penelitian ini juga menggunakan sistem
komunikasi cloud, dimana penghuni dapat membuka dan mengunci pintu rumah dari
jarak jauh menggunakan smartphone.
Beberapa penelitian telah dilakukan
tentang pemanfaatan IoT dalam peningkatan keamanan rumah. Penelitian
yang dilakukan Surantha menggunakan IoT dengan
memanfaatkan beberapa sensor untuk mengantisipasi celah keamanan dalam rumah.
Penerapan sensor gerak digunakan untuk mengantisipasi gerakan
dalam rumah menggunakan Raspberry Pi 3 dan Arduino
[9]. Tujuan penerapan
sensor gerak ini adalah untuk mengantisipasi apabila
rumah akan ditinggalkan atau rumah dalam keadaan kosong
sensor gerak akan diaktifkan. Apabila terdapat gerakan dalam rumah,
penghuni rumah akan mendapatkan signal peringatan secara realtime melalui smartphone. Penelitian yang dilakukan oleh Orji terkait sistem keamanan
pintu adalah penggunaan mikrokontroler, keypad,
dan motor servo yang berfungsi
sebagai sakelar untuk mengunci dan membuka pintu. Sistem penguncian pintu mengunakan metode penginputan password.
Apabila password yang dimasukan benar
maka motor servo akan terbuka [10]. Penelitian lain
terkait sistem keamanan pintu
adalah menggunakan BLEDoorGuard yaitu sistem akses pintu nirkabel yang
memanfaatkan indikator kekuatan sinyal yang diterima dari bluetooth untuk
mengekstrak fitur untuk
pengenalan tindakan. Penelitian tersebut mengidentifikasi pola dan durasi
waktu manusia dalam
kecepatan yang konstan
[11].
Berdasarkan pada perbandingan dengan
setiap penelitian-penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini peneliti akan
mengem- bangkan sistem keamanan rumah
dengan mengkombinasikan satu door lock dengan
dua mekanisme pembuka kunci lewat peng- gunaan
sistem biometric scan dan sistem IoT
atau kontrol jarak jauh. Selain itu
percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu dengan menggunakan mikrokontroler NodeMCU dengan
modul ESP8266 yang sudah terintegrasi langsung didalam satu papan mikrokontroler untuk melihat efektifitas
dan efesiensi waktu pengerjaan sistem. Sistem
penguncian pintu yang dibangun mampu menerima inputan
dari dua sumber,
dengan kata lain dapat dikontrol menggunakan smartphone
dari jarak jauh dan juga dapat dikon-
trol menggunakan sidik jari. Penggunaan
dua mekanisme kontroling ini diharapkan mampu mengatasi kelalaian dari penghuni rumah dalam menjaga
keamanan rumah. penulisan
dari makalah ini selanjutnya adalah
sebagai berikut: pembahasan
sub ke 2 tentang metodologi penelitian. Sub ke 3 membahas
tentang Hasil dan analisis dan sub bagian ke 4 membahas Kesimpulan dari studi
yang dilakukan yaitu tentang temuan
dari penelitian ini, kebaharuan yang diberikan dan saran untuk penelitian lanjut.
2.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini Implementasi
perancangan sistem menggunakan mikrokontroler NodeMCU ESP8266, Bahasa program yang digunakan adalah Bahasa pemrograman
Arduino serta aplikasi mobile Blynk berbasis
android. Penggunaan mikrokontroler NodeMCU ESP8266 bertujuan untuk
mengintegrasikan semua perangkat elektronik dalam satu kesatuan. NodeMCU ESP8266 memiliki modul Wi-Fi dan
memiliki memori yang cukup besar. Modul
Wi-Fi ESP8266 digunakan untuk
menerima signal Wi-Fi dari router agar mikrokontroler dapat terhubung dengan internet. Selain itu untuk mekanisme sistem
penguncian pintu lainnya menggunakan sensor
fingerprint yang terintregrasi dengan
mikrokontroler ESP8266.
2.1. Internet of Things dan Perangkat
Pendukung
1. Internet of Things
IoT atau Internet
of Things secara garis besar didefenisikan dengan suatu objek atau alat
yang mampu mentransmisikan data ke
internet tanpa memerlukan interaksi dari manusia. IoT itu sendiri terdiri dari beberapa layer atau lapisan
diantaranya, Percep- tion Layer, Network Layer, Middleware
Layer, Application Layer, dan Business
Layer [12]. Agar dapat mengirimkan data melalui cloud/internet IoT
setidaknya memiliki, Wireless Sensor
Network (WSN), Radio Frequency
Identification (RFID) dan Cloud com- puting [12].
Sistem
IoT berkomunikasi ujung-ke-ujung / multi-hop. Sistem IoT dapat
menunjukkan hubungan yang kompleks antara
sum- ber data dan penerima
data. IoT secara umum, mengumpulkan data melalui sensing device, memproses data, dan mengambil tindakan
mulai dari mengirim pemberitahuan dan meningkatkan alarm,
hingga mengambil tindakan
melalui aktuator pada sistem fisik. Sistem IoT juga merupakan
sistem komputasi tertanam
yang menggunakan arsitektur polisilikon untuk tujuan
umum.
Struktur khas sistem IoT ditunjukkan pada Gambar 1, di mana sistem tersebut berisi empat subsistem
utama: (i) pemrosesan,
(ii) memori,
(iii) input / output, dan (iv) daya.
Gambar 1. Struktur
khas sistem IoT
2. Microcontroller
Dalam proses pembangunan sistem penghematan energi
akan digunakan Arduino
Mikrokontroler. Fungsi dari arduino mikrokon-
troler itu sendiri
adalah sebagai pusat kontrol dan pengolahan data analog dari hasil tangkapan sensor [13].
3.
Blynk
Blynk merupakan sebuah platform yang memungkinkan setiap orang dapat membangun sebuah interface untuk dapat men- gontrol dan memantau project perangkat keras dari perangkat mobile [14]. Blynk dapat diunduh dari smatphone dan langsung dapat digunakan dalam proyek yang sedang dikembangkan. Dalam membangun sebuah project, aplikasi Blynk mampu membuat sebuah antarmuka sebagai fungsi kontrol diantaranya tombol saklar/button switch, menampilkan grafik bacaan sensor, dan berbagai fitur kontrol lainnya. Melalui Blynk tersebut anda dapat mengontrol dari jauh semua pin dalam mikrokontroler yang sudah terhubung ke internet. Setiap project yang dibangun dalam blynk masing-masing memiliki id token yang berbeda untuk memastikan keamanan akses perangkat keras. Disini kita dapat membuat beberapa project sekaligus dalam blynk. Dapat dikatakan bahwa Blynk merupakan IoT itu sendiri yang didesain sebagai remot kontrol data dari perangkat mikrokontroler secara realtime.
4.
Relay
Relay merupakan saklar atau switch listrik. Relay dapat mengganti arus hingga 10 Ampere pada tegangan 30 V DC atau 220 V AC [15]. Dalam paper ini relay berperan penting sebagai saklar listrik yang dapat dijalankan dengan fungsi kontrol blynk dan sensor sidik jari untuk menyambungkan dan memutuskan tegangan 12V yang terhubung ke solenoid door lock.
Gambar 3. Relay
Sensor
sidik jari merupakan perangkat keras yang berfungsi sebagai
penerima inputan sidik jari yang nantinya akan diteruskan dan diproses oleh mikrokontroler [16]. Sensor sidik jari hanya dapat
mengenal inputan sidik
jari yang telah tersimpan dalam
memory. Semua data sidik jari yang terbaca di scanner akan dicocokan dengan data dalam memory. Apabila ada
kecocokan data sidik jari maka sensor
sidik jari akan mengirimkan signal
HIGH ke mikrokontroler dan sebaliknya.
Gambar 4. Sensor Sidik Jari
6. Door lock solenoid
Door
lock solenoid merupakan sebuah perangkat kunci pintu
yang menggunakan tegangan listrik 12V untuk dapat berfungsi. Door
lock solenoid akan terbuka apabila menerima tegangan sebesar 12V dan
sebaliknya, akan menutup apabila tidak menerima tegangan.
Gambar 5. Door lock solenoid
2.2. Alur kerja sistem
Sistem dibangun berdasarkan pada
penggunaan mikrokontroler NodeMCU ESP8266 [17]
sebagai IoT dan sensor fingerprint sebagai penerima inputan biometric scaning. Secara keseluruhan sistem penguncian pintu
rumah berbasis IoT akan terhubung ke internet
dari koneksi Wi-Fi rumah ke sirkuit
ESP8266 dan smartphone. Dalam
menghubungkan Mikrokontroler NodeMCU dengan
smartphone penghuni rumah
secara online, dibutuhkan
identifikasi SSID Wi-Fi, password,
dan kode token, agar cloud server blynk dapat menghubungkan mikrokontroler dan smartphone penghuni
rumah. Pada Gambar
6 dapat dilihat
Prinsip koneksi blynk.
Gambar 6. Prinsip
Kerja Blynk
Gambar 7 menjelaskan alur kerja sistem kontrol blynk, dimana server blynk akan
memeriksa koneksi internet antara smartphone dan NodeMCU. NodeMCU harus
menyertakan kode token, nama SSID Wi-Fi dan kata sandinya. Informasi yang
disertakan dalam kode harus sesuai
dengan informasi Wi-Fi agar ESP8266
terhubung dengan Wi-Fi sebagai
saluran untuk bertukar perintah antara ponsel pintar
dan NodeMCU. Proses
yang tersisa hanyalah
perintah yang dikirim
dari aplikasi Blynk ke
NodeMCU untuk mengontrol beban yang terhubung ke kit relay.
Gambar 7. Alur kerja Sistem
Kontrol Blynk
Selain penggunaan Blynk APP sebagai media kontrol pintu dari jarak jauh menggunakan
internet, dalam desain sistem juga menerapkan sensor
sidik jari sebagai
salah satu cara akses untuk
membuka pintu rumah.
Hal pertama dalam
penggunaan sensor sidik
jari adalah menghubungkan sensor sdik jari dengan mikrokontroler dan mengambil gambar
sidik jari untuk disimpan dalam database. Sidik jari yang disimpan akan menjadi kunci
akses pintu saat akan membuka
pintu.
Ada berbagai macam metode untuk mengambil sampel sidik jari, salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan optical scanning. Inti utama dari optical scanner adalah CCD atau charge couple Device [18]. Proses pertama dalam metode CCD dimulai saat jari diletakan pada lempengan kaca dan kamera CCD menangkap gambar sidik jari tersebut. Sumber cahaya CCD biasanya berupa Light Emitting Diodes (LED) untuk penerangan alur sidik jari saat melakukan scanning. Gambar sidik jari yang dihasilkan sistem CCD biasanya berupa gambar sidik jari yang terbalik, area gelap merepresentasikan banyaknya cahaya yang dipantulkan mengambarkan punggung dari alur sidik jari, sebaliknya area terang merepresentasikan sedikitnya cahaya yang dipantulkan menggambarkan lembah sidik jari. Saat sebelum melakukan perbandingan gambar sidik jari yang baru saja diambil dengan data gambar sidik jari yang disimpan, prosesor Scanner melakukan verfikasi gambar yang diambil oleh CCD berdasarkan pada rata-rata kegelapan pixel, dan akan menolak akses apabila gambar yang diambil terlalu terang atau terlalu gelap. Apabila pengambilan gambar yang dilakukan CCD ditolak maka scanner akan melakukan pengaturan waktu pencahayaan dan mengulangi pengambilan gambar.
Gambar 8 menunjukan
diagram alur aktifasi sensor sidik jari. Proses aktivasi perangkat sidik jari
dilakukan dengan beberapa tahapan. Sebelum melakukan tahapan
aktivasi, perangkat mikrokontroler yang terhubung ke sensor sidik jari akan di masukan
source code aktivasi. Setelah proses upload source code berhasil langkah awal pada tahapan aktivasi
adalah dengan melakukan inisialisasi serial
port yang sesuai. Apabila sensor sidik jari telah terhubung
pada port, langkah selanjutnya adalah
memasukan Id sidik jari. Ketika
sensor membaca sidik jari yang tertempel pada kaca scanner, sensor secara otomatis akan men-generate gambar sidik jari yang
tertangkap, dan mengkonversinya kedalam pola. Jika terdapat kegagalan atau
kesalahan penangkapan gambar sidik jari maka
proses akan diulang kembali. Sistem
akan memastikan validasi untuk satu identitas melalui dua kali penginputan
sidik jari yang sama. Setelah proses konfersi sidik jari kedalam
pola berhasil, akan dibuat sebuah template file
dan dimasukan kedalam memori sementara. Langkah
terakhir adalah menyimpan template file kedalam memori permanen dan memberikan ID.
Dalam sistem penguncian pintu rumah
sensor sidik jari akan menerima setiap inputan sidik jari yang menempel pada
kaca scanner dan melakukan verifikasi kecocokan dengan gambar sidik jari
sampel yang ada dalam database. Apabila hasil verifikasi kecocokan sama, maka mikrokontroler Node
MCU akan mengirimkan signal HIGH ke pin output digital yang terhubung dengan solenoid
door lock dan pintu akan terbuka. Apabila
hasil verifikasi kecocokan sidik jari berbeda dengan sampel dalam database maka sensor
akan mengulangi pengambilan gambar sidik jari.
3.
HASIL DAN ANALISIS
3.1. Blynk Testing
Hasil pengujian koneksi menggunakan
aplikasi Blynk dengan menggunakan
android smartphone berhasil
berkomunikasi se- cara baik saat smartphone menggunakan tombol kontrol
untuk membuka/mengunci solenoid door lock. Langkah pengujian awal adalah melakukan registrasi ke dalam cloud sistem blynk lewat Android smartphone.
Aplikasi blynk yang sudah diinstal
diandroid smartphone dijalankan dan dibuat sebuah project baru. Secara otomatis blynk akan mengirimkan
kode token project yang dibuat ke
alamat email. Autentifikasi token yang diterima dimasukan kedalam kode program
beserta SSID Wi-Fi, dan password Wi-Fi kemudian di upload kedalam
mikrokontroler. Hasil uploading kode program dicek mengunakan
serial monitor untuk memastikan mikrokontroler
sudah terhubung ke cloud blynk atau
tidak. Sebelum pengecekan di serial
monitor dipastikan smartphone sudah terhubung dengan internet. Apabila status dalam serial monitor
terkoneksi dengan blynk cloud pastikan
status koneksi project di smartphone juga
telah terhubung.
Blynk menggunakan sistem virtual pin untuk melakukan komunikasi dengan papan mikrokontroler NodeMCU. Virtual pin berbeda dengan analog/digital pin. Analog/digital pin merupakan pin dalam perangkat keras papan mikrokontroler yang mampu menghubungkan sensor maupun actuator. Aplikasi blynk dapat mengontrol pin digital/analog perangkat keras yang terhubung tanpa harus memasukan koding kedalam papan mikrokontroler terlebih dahulu. Dalam penelitian ini, antarmuka aplikasi blynk dimasukan satu fungsi tombol kontrol dengan port virtual output digital sesuai pin output yang digunakan dalam papan mikrokontroler yang terhubung dengan relay. Setelah fungsi kontrol telah ditambahkan pada aplikasi blynk selanjutnya dilakukan percobaan membuka solenoid door lock. Ketika tombol kontrol pada aplikasi blynk di smartphone di tekan maka secara otomatis relay akan mener- ima signal digital HIGH untuk menyambungkan arus 12V dari power supply ke solenoid door lock selama 5 detik dan kemudian diputuskan.
3.2. Fingerprint Testing
Gambar 9 menunjukkan
diagram rangkaian Kunci Pintu menggunakan Teknologi Sidik Jari Biometric. Diagram skematik dibagi menjadi
tiga unit yaitu Door Lock, Relay, dan Fingerprint
sensor. Sistem Door Lock adalah sistem utama yang ditempatkan di pintu dan membutuhkan Perangkat Pembaca Sidik Jari
untuk diaktifkan. Sistem akan diatur dari 220V AC ke 12V untuk dapat bekerja secara efektif dengan keadaan
operasi unit mikrokontroler NodeMCU ESP8233. Status operasi mikrokontroler
direferensikan dari rangkaian
datanya. Dimana kapasitor terhubung ke tegangan output regulator dan ground untuk menyaring kebisingan yang
datang dari regulator. Rangkaian driver relay mengontrol daya AC yang digunakan oleh sistem Door Lock yang terdiri
dari transistor PNP, resistor,
relay 12V dan dioda. Resistor memungkinkan arus kecil melewati
persimpangan basis-emitor. Jalur
keluaran rangkaian relay kemudian
dihubungkan ke port keluaran RC5 dari PIC168F77A, dan ke dioda 1N4006 dan dihubungkan ke keluaran 12V dari pengatur sistem kunci pintu dan terakhir
dihubungkan ke ground. Transistor
berfungsi sebagai rangkaian yang mengontrol keadaan relay. Ketika volt positif (3,3V) diterapkan di dasar transistor, persimpangan kolektor-emitor akan terhubung. Dengan demikian, daya 12V
mengalir melalui bagian induktor relay yang kemudian memberi energi pada saklar
di dalam relay. Status saklar menentukan apakah
daya AC mengalir ke soket AC. Dioda reverse-bias
berfungsi sebagai pelindung tegangan pada bagian induktor dari relay sedemikian
rupa sehingga tidak ada arus yang mengalir ketika transistor tidak aktif. Jika
tidak ada tegangan positif yang diterapkan
ke basis transistor, transistor tidak akan dalam keadaan aktif dan daya
AC terputus ke soket AC. Sensor sidik jari mengumpulkan sidik jari pengguna
dan diatur oleh tegangan keluaran
5V. Sebuah osilator
20 MHz terhubung ke salah satu pin mikrokontroler untuk
tujuan frekuensi waktu.
Gambar 9. Sistem kerja sensor
sidik jari pada pintu rumah
3.3 Analisis Sistem
Dalam
penelitian ini, mengkombinasikan satu door lock dengan dua mekanisme pembuka
kunci lewat penggunaan sensor sidik jari dan sistem kontrol jarak jauh.
Penggunaan sensor mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan Surantha untuk
mengantisipasi gerakan dalam rumah
menggunakan Raspberry Pi 3 dan Arduino [9].
Tujuannya adalah untuk mengantisipasi apabila rumah akan ditinggalkan atau rumah dalam keadaan kosong sensor gerak akan
diaktifkan secara realtime melalui
smartphone. Berdasarkan flowchart
pada gambar 10, yang terdiri dari sensor dan aplikasi blynk sebagai input, dan relay sebagai output yang dipakai
sebagai saklar untuk menghubungkan
atau memutuskan tegangan 12V dari power
supply ke perangkat solenoid. Langkah
pertama adalah mendefinisikan pin
sebagai input atau output. Ketika pin sudah ditentukan, program akan memanggil
beberapa file berupa library, kemudian menghubungkan board mikrokontroler NodeMCU ESP8266 di
pin digital dengan aplikasi blynk. Dalam Penelitian ini menggunakan 2 pin digital untuk rangkaian
input dan output. 1 pin digital untuk
input dan 1 pin digital untuk output. Selain menggunakan input/output hardware, Smartphone android juga digunakan sebagai media kontrol melalui
aplikasi blynk. Dalam antarmuka
project pada aplikasi blynk diberi satu tombol saklar untuk
memberikan perintah pada pin digital output
atau relay yang terhubung
dengan solenoid door lock. Salah satu pin digital dihubungkan dengan sensor sidik jari untuk menerima inputan
data sidik jari. Jika ada kecocokan sidik jari
dalam database, sensor akan
mengirimkan signal perintah pada pin digital
output atau relay yang terhubung dengan solenoid
door lock.
Output yang digunakan peneliti hanya 1,
dimana satu pin output dapat menerima signal
dari dua inputan. Inputan pertama merupakan inputan yang diterima oleh pin
digital berasal dari sensor sidik jari dan inputan kedua berasal dari inputan
yang diter- ima berupa signal virtual dari aplikasi blynk.
Setiap komponen terhubung dengan pin yang dipasang pada papan
mikrokontroler NodeMCU. Penentuan Pin
set ini dilakukan pada software Arduino IDE dimana bahasa yang digunakan adalah
bahasa C yang di- upload ke kepapan
mikrokontroler menggunakan kabel USB. Dalam IDE Arduino ini, program yang
diunggah terdiri dari head program,
bagian inisiasi atau pengaturan variabel, dan bagian utama program atau loop. Variabel-variabel dalam head program digunakan
untuk menambahkan program
file yang diperlukan atau disebut juga dengan library.
Selain library, peneliti juga memasukkan beberapa komponen yang digunakan
dalam program ini. Salah satunya adalah in- formasi
tentang token, SSID Wi-Fi dan Sandi Wi-Fi.
Token ini adalah alamat yang digunakan untuk menghubungkan perangkat keras dengan aplikasi Blynk. Token ini didapat dari aplikasi Blynk dengan mengirimkannya ke email pengguna. Sedangkan SSID dan Password Wi-Fi digunakan untuk menghubungkan perangkat
keras dengan Wi-Fi yang
digunakan. Karena perangkat
yang akan dikembangkan akan dioperasikan dengan
koneksi internet sehingga membutuhkan alamat Wi-Fi yang digunakan. Juga, kepala pro- gram berisi informasi tentang pin yang digunakan dan namanya.
Karena dalam penelitian ini menggunakan sensor sidik jari maka ketika objek/sidik jari tidak mengenai
sensor lagi maka output akan mati secara otomatis. Pada bagian kedua terdapat setup
yang digunakan untuk menginisiasi
atau menamai variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Inisiasi yang dimaksud adalah mem- beri nama dan membuat pin apa saja yang
ada pada pin yang digunakan dalam program. Sebagai
contoh relay yang pada bagian program adalah pin D5 sebagai output.
Setelah bagian setup, ada bagian loop dimana bagian ini merupakan bagian
terpenting dari program. Pada bagian loop ini digunakan mengirim data secara realtime dan berulang. Data yang
dikirimkan adalah data koneksi antara
ESP8266 dengan blynk dan data dari
sensor sidik jari. Sistem loop akan
menerima salah satu inputan dengan jeda selama 5 detik. Hal ini dilakukan adalah
untuk menahan solenoid door lock tetap
menerima arus/terbuka.
Gambar 10. Flowchart
Design Sistem
Gambar
11 menunjukan desain
implementasi tata letak lokasi penempatan hardware beserta jalur sumber energi
listrik. Desain tersebut dibangun untuk mencapai
target efisiensi biaya
pengaplikasian sistem pada setiap titik pintu rumah.
Hal lain yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu pada saat pengaplikasian sistem, sistem penguncian pintu tidak akan berfungsi apabila
sumber listrik utama
rumah putus. Untuk menghindari hal tersebut dilakukan penempatan sumber
arus cadangan (UPS Battery Backup) [19] dengan dua output chanell
12V dan 5V, yang dihubungkan langsung pada solenoid door lock dan mikrokontroler. Hal ini sangat membantu
dalam menghindari kegagalan
sistem penguncian pintu
rumah.
Gambar 11. Desain Implementasi Door Lock Sistem
4.
KESIMPULAN
Berdasarkan pada keseluruhan pengujian
sistem, smart door lock berfungsi
sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian ini. Perbandingan dengan setiap penelitian sebelumnya adalah dalam
penelitian ini mampu mengkombinasikan satu door
lock dengan dua mekanisme
pembuka kunci lewat penggunaan sensor
sidik jari dan sistem kontrol
jarak jauh. Kedua mekanisme yang digunakan tersebut
mampu berjalan secara
bergantian dalam selang
waktu 5 detik tanpa ada kendala tabrakan
pemrosesan dua inputan
sekaligus. Selain itu
percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan mikrokontroler
NodeMCU dengan modul ESP8266 yang
sudah terintegrasi langsung didalam satu papan mikrokontroler menunjukan
efektifitas dan efesiensi waktu pengerjaan sistem, dikarenakan untuk dapat menghubungkan mikrokontroler ke
internet tidak lagi diperlukan perangkat/modul Wi-Fi tambahan dan merakitnya
kembali. Hal lainnya yang ditemui
dalam penelitian ini adalah tidak ada lagi kehilangan kunci rumah ataupun
kelala- ian penghuni rumah dalam
menjaga keamanan pintu rumah. Pemilik
rumah akan dapat mendaftarkan sidik jari setiap orang yang dipercaya
sebagai kunci untuk
membuka pintu rumah.
Saran untuk peneliti selanjutnya dalam pengembangan sistem adalah untuk
dapat lebih memperhatikan celah keamanan lainnya
untuk menyempurnakan sistem kemamanan rumah yang lebih efektif dan
efisien. Pemanfaatan teknologi IoT yang mungkin dapat dikembangkan lebih lanjut adalah mengkombinasikan penguncian
pintu rumah dengan teknologi facial
recognition system untuk kemudahan akses
serta konfirmasi identitas penghuni rumah atau juga sebagai
alert bagi keamanan saat rumah ditinggalkan.
REFERENSI
[1] C. Yukonhiatou, T. Yoshihisa, T. Kawakami, Y. Teranishi, and S. Shimojo, “A Fast Stream Transaction System for Real-Time IoT Applications,” Internet of Things, vol. 11, p. 100182, 2020.
[2] V. D. Corte, K. Umachandran, I. Jurcic, and D. S. F. James, “Industry 4.0: The New Industrial Revolution,” in Big Data Analytics for Smart and Connected Cities. IGI Global, 2019, ch. 6, pp. 138–156.
[3] A. Rejeb, S. Simske, K. Rejeb, H. Treiblmaier, and S. Zailani, “Internet of Things Research in Supply Chain Management and Logistics: A Bibliometric Analysis,” Internet of Things, vol. 12, p. 100318, 2020.
[4] N. Suthanthira Vanitha, J. Karthikeyan, G. Kavitha, and K. Radhika, “Modelling of Intelligent Transportation System for Human Safety Using IoT,” Materials Today: Proceedings, vol. 33, no. xxxx, pp. 4026–4029, 2020.
[5] M. Radja and A. W. Emanuel, “A review: Design of Smart Home Electrical Management System Based on IoT,” in 2019 International Conference on Information and Communications Technology, ICOIACT 2019, no. 2. Yogyakarta: IEEE, 2019, pp. 910–915.
[6]
C.
Sisavath and L. Yu, “Design
and Implementation of Security System
for Smart Home Based on IOT Technology,” Procedia Computer
Science, vol. 183, pp. 4–13,
2021.
[7]
S. Sauda and E.
P. Agustini, “Implementasi Prototype Model dalam Pengembangan Aplikasi Smart
Cleaning sebagai Pendukung Aplikasi
Smart City,” MATRIK : Jurnal Manajemen,
Teknik Informatika dan Rekayasa Komputer, vol. 20, no. 1, pp. 73–84, 2020.
[8] L. Bai, D. Yang, X. Wang, L. Tong, X. Zhu, N. Zhong, C. Bai, C. A. Powell, R. Chen, J. Zhou, Y. Song, X. Zhou, H. Zhu,B. Han, Q. Li, G. Shi, S. Li, C. Wang, Z. Qiu, Y. Zhang, Y. Xu, J. Liu, D. Zhang, C. Wu, J. Li, J. Yu, J. Wang, C. Dong, Y. Wang,Q. Wang, L. Zhang, M. Zhang, X. Ma, L. Zhao, W. Yu, T. Xu, Y. Jin, X. Wang, Y. Wang, Y. Jiang, H. Chen, K. Xiao, X. Zhang, Z. Song, Z. Zhang, X. Wu, J. Sun, Y. Shen, M. Ye, C. Tu, J. Jiang, H. Yu, and F. Tan, “Chinese Experts’ Consensus on The Internet of Things-Aided Diagnosis and Treatment of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19),” Clinical eHealth, vol. 3, pp. 7–15, 2020.
[9] N. Surantha and W. R. Wicaksono, “Design of Smart Home Security System Using Object Recognition and PIR Sensor,”Procedia Computer Science, vol. 135, pp. 465–472, 2018.
[10] E. Z. Orji, U. I. Nduanya, and C. V. Oleka, “Microcontroller Based Digital Door Lock Security System Using Keypad,” Inter- national Journal of Latest Technology in Engineering, Management & Applied Science, vol. 8, no. 1, pp. 92–97, 2019.
[11] W. Shao, T. Nguyen, K. Qin, M. Youssef, and F. D. Salim, “BLEDoorGuard: A Device-Free Person Identification Framework Using Bluetooth Signals for Door Access,” IEEE Internet of Things Journal, vol. 5, no. 6, pp. 5227–5239, 2018.
[12]
M. Mahbub, “A Smart Farming Concept
Based on Smart Embedded Electronics, Internet of Things and Wireless Sensor
Net- work,” Internet of Things, vol. 9, p. 100161, 2020.
[13] O. J. Oyejide, M. O. Okwu, L. K. Tartibu, and O. I. Olayode, “Development of Sensor Controlled Convertible Cart-Trolley,” Procedia CIRP, vol. 91, pp. 71–79, 2020.
[14] E. Media’s, S. ., and M. Rif’an, “Internet of Things (IoT): BLYNK Framework for Smart Home,” KnE Social Sciences, vol. 3, no. 12, pp. 579–586, 2019.
[15] M. Radja, G. G. Hungilo, G. Emmanuel, and S. Suyoto, “IoT: Improved Home Energy Control System Based on Consumer,” IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, vol. 1098, no. 4, p. 042028, 2021.
[16] M. Magdin, Sˇ. Koprda, and L. Ferenczy, “Biometrics Authentication of Fingerprint with Using Fingerprint Reader and Micro- controller Arduino,” Telkomnika (Telecommunication Computing Electronics and Control), vol. 16, no. 2, pp. 755–765, 2018.
[17] M. Kashyap, V. Sharma, and N. Gupta, “Taking MQTT and NodeMcu to IOT: Communication in Internet of Things,” Procedia Computer Science, vol. 132, no. Iccids, pp. 1611–1618, 2018.
[18]
J. Xiong, Z. Liu, R. Lin, R. Bu, Z.
He, Z. Yang, and C. Liang, “Green Grape Detection and Picking-Point Calculation
in A Night-Time Natural
Environment Using a Charge-Coupled Device
(CCD) Vision Sensor
with Artificial Illumination,” Sensors, vol. 18, no. 4, p. 969, 2018.
[19]
A.
H. Sabry, Y. Hasan, W. Z. W., Alkubaisi, and M. Z. A. Ab-Kadir, “Battery Backup Power
System for Electrical Appliances with Two Options of Primary Power Sources,” in IEEE International Conference on Smart Instrumentation, Measurement and Applications (ICSIMA). IEEE, 2018,
pp. 1–5.
- Alamat Blog : https://armelluvitaa.blogspot.com/
- Alamat Blog Dosen : https://najibmuhammadd.wordpress.com/
- Link Artikel Jawaban Tugas: https://armelluvitaa.blogspot.com/2022/08/implementasi-keamanan-rumah-cerdas.html
- Alamat web Program studi, Fakultas, Universitas : http://ti.ftik.teknokrat.ac.id, http://ftik.teknokrat.ac.id, www.teknokrat.ac.id
- Nama Mahasiswa : Armelia Luvita Sari
- NPM : 20312057
- Kelas : IF B SP