BREAKING NEWS

Informatika

Rabu, 03 Agustus 2022

Implementasi Keamanan Rumah Cerdas Menggunakan Internet of Things dan Biometric Sistem

 

1.           PENDAHULUAN

Pintu adalah salah satu fitur pertahanan pertama untuk menjaga keamanan fisik rumah. Jika pintu rumah dapat dibuka dengan mudah, pencuri dapat dengan mudah masuk dan mencuri isi rumah. Pada awalnya, pintu hanya mencakup kunci fisik untuk mengunci atau membuka pintu namun kemudian dengan kemajuan teknologi telah dibuat inovasi pintu yang lebih modern yaitu pintu digital yang dapat mengunci atau membuka kunci pintu tanpa memerlukan kunci fisik. Untuk selalu menjaga keamanan rumah, penghuni rumah akan selalu mengunci pintu baik saat keluar rumah, maupun saat beristirahat di dalam rumah, namun terkadang penghuni rumah lupa mengunci pintu karena terburu-buru saat keluar rumah, atau mereka mungkin ragu apakah mereka telah mengunci pintu atau tidak. Ini adalah salah satu faktor yang dapat menjadi ancaman bagi keamanan rumah, untuk meningkatkan sistem keamanan sebuah rumah, salah satunya adalah dengan menerapkan sistem keamanan rumah berbasis Internet of Things (IoT).

Internet of Things (IoT) terus berkembang pada konsep lingkungan cerdas dan membuka jalan bagi penerapan berbagai ap- likasi dengan dampak signifikan pada banyak bidang kehidupan sehari-hari di masa depan [1]. Beberapa pemanfaatan IoT dalam mendukung kemajuan industri 4.0 [2] diantaranya dalam bidang logistik [3], sistem transportasi cerdas [4], efisiensi energi rumah pintar [5], sistem keamanan rumah pintar [6], sistem pembersihan cerdas [7] dan e-health [8]. Dari beberapa contoh pengaplikasian IoT tersebut memungkinkan di mana paradigma baru ini akan memainkan peran utama di masa depan. Untuk itu penelitian ini memu- ngkinkan IoT dapat diterapkan dalam menjaga keamanan rumah lewat sistem penguncian rumah menggunakan sidik jari dan kontrol jarak jauh. IoT memanfaatkan kemampuan sensor seperti sidik jari sebagai input untuk mendeteksi sidik jari pemilik rumah. IoT juga memanfaatkan kemampuan alat seperti mikrokontroler yang dapat mengontrol perangkat lain seperti saklar otomatis ataupun kunci pintu digital yang dapat mengunci atau membuka kunci tanpa memerlukan perangkat fisik. Sistem komunikasi IoT dalam penelitian ini juga menggunakan sistem komunikasi cloud, dimana penghuni dapat membuka dan mengunci pintu rumah dari jarak jauh menggunakan smartphone.

Beberapa penelitian telah dilakukan tentang pemanfaatan IoT dalam peningkatan keamanan rumah. Penelitian yang dilakukan Surantha menggunakan IoT dengan memanfaatkan beberapa sensor untuk mengantisipasi celah keamanan dalam rumah. Penerapan sensor gerak digunakan untuk mengantisipasi gerakan dalam rumah menggunakan Raspberry Pi 3 dan Arduino [9]. Tujuan penerapan sensor gerak ini adalah untuk mengantisipasi apabila rumah akan ditinggalkan atau rumah dalam keadaan kosong sensor gerak akan diaktifkan. Apabila terdapat gerakan dalam rumah, penghuni rumah akan mendapatkan signal peringatan secara realtime melalui smartphone. Penelitian yang dilakukan oleh Orji terkait sistem keamanan pintu adalah penggunaan mikrokontroler, keypad, dan motor servo yang berfungsi sebagai sakelar untuk mengunci dan membuka pintu. Sistem penguncian pintu mengunakan metode penginputan password. Apabila password yang dimasukan benar maka motor servo akan terbuka [10]. Penelitian lain terkait sistem keamanan pintu adalah menggunakan BLEDoorGuard yaitu sistem akses pintu nirkabel yang memanfaatkan indikator kekuatan sinyal yang diterima dari bluetooth untuk mengekstrak fitur untuk pengenalan tindakan. Penelitian tersebut mengidentifikasi pola dan durasi waktu manusia dalam kecepatan yang konstan [11].

Berdasarkan pada perbandingan dengan setiap penelitian-penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini peneliti akan mengem- bangkan sistem keamanan rumah dengan mengkombinasikan satu door lock dengan dua mekanisme pembuka kunci lewat peng- gunaan sistem biometric scan dan sistem IoT atau kontrol jarak jauh. Selain itu percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan mikrokontroler NodeMCU dengan modul ESP8266 yang sudah terintegrasi langsung didalam satu papan mikrokontroler untuk melihat efektifitas dan efesiensi waktu pengerjaan sistem. Sistem penguncian pintu yang dibangun mampu menerima inputan dari dua sumber, dengan kata lain dapat dikontrol menggunakan smartphone dari jarak jauh dan juga dapat dikon- trol menggunakan sidik jari. Penggunaan dua mekanisme kontroling ini diharapkan mampu mengatasi kelalaian dari penghuni rumah dalam menjaga keamanan rumah. penulisan dari makalah ini selanjutnya adalah sebagai berikut: pembahasan sub ke 2 tentang metodologi penelitian. Sub ke 3 membahas tentang Hasil dan analisis dan sub bagian ke 4 membahas Kesimpulan dari studi yang dilakukan yaitu tentang temuan dari penelitian ini, kebaharuan yang diberikan dan saran untuk penelitian lanjut.


2.           METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini Implementasi perancangan sistem menggunakan mikrokontroler NodeMCU ESP8266, Bahasa program yang digunakan adalah Bahasa pemrograman Arduino serta aplikasi mobile Blynk berbasis android. Penggunaan mikrokontroler NodeMCU ESP8266 bertujuan untuk mengintegrasikan semua perangkat elektronik dalam satu kesatuan. NodeMCU ESP8266 memiliki modul Wi-Fi dan memiliki memori yang cukup besar. Modul Wi-Fi ESP8266 digunakan untuk menerima signal Wi-Fi dari router agar mikrokontroler dapat terhubung dengan internet. Selain itu untuk mekanisme sistem penguncian pintu lainnya menggunakan sensor fingerprint yang terintregrasi dengan mikrokontroler ESP8266.


2.1.      Internet of Things dan Perangkat Pendukung

  1.      Internet of Things

IoT atau Internet of Things secara garis besar didefenisikan dengan suatu objek atau alat yang mampu mentransmisikan data ke internet tanpa memerlukan interaksi dari manusia. IoT itu sendiri terdiri dari beberapa layer atau lapisan diantaranya, Percep- tion Layer, Network Layer, Middleware Layer, Application Layer, dan Business Layer [12]. Agar dapat mengirimkan data melalui cloud/internet IoT setidaknya memiliki, Wireless Sensor Network (WSN), Radio Frequency Identification (RFID) dan Cloud com- puting [12].

Sistem IoT berkomunikasi ujung-ke-ujung / multi-hop. Sistem IoT dapat menunjukkan hubungan yang kompleks antara sum- ber data dan penerima data. IoT secara umum, mengumpulkan data melalui sensing device, memproses data, dan mengambil tindakan


mulai dari mengirim pemberitahuan dan meningkatkan alarm, hingga mengambil tindakan melalui aktuator pada sistem fisik. Sistem IoT juga merupakan sistem komputasi tertanam yang menggunakan arsitektur polisilikon untuk tujuan umum.

Struktur khas sistem IoT ditunjukkan pada Gambar 1, di mana sistem tersebut berisi empat subsistem utama: (i) pemrosesan,

(ii) memori, (iii) input / output, dan (iv) daya.



Gambar 1. Struktur khas sistem IoT


2.      Microcontroller

Dalam proses pembangunan sistem penghematan energi akan digunakan Arduino Mikrokontroler. Fungsi dari arduino mikrokon- troler itu sendiri adalah sebagai pusat kontrol dan pengolahan data analog dari hasil tangkapan sensor [13].

 


Gambar 2. NodeMCU ESP8266

3.      Blynk

Blynk merupakan sebuah platform yang memungkinkan setiap orang dapat membangun sebuah interface untuk dapat men- gontrol dan memantau project perangkat keras dari perangkat mobile [14]. Blynk dapat diunduh dari smatphone dan langsung dapat digunakan dalam proyek yang sedang dikembangkan. Dalam membangun sebuah project, aplikasi Blynk mampu membuat sebuah antarmuka sebagai fungsi kontrol diantaranya tombol saklar/button switch, menampilkan grafik bacaan sensor, dan berbagai fitur kontrol lainnya. Melalui Blynk tersebut anda dapat mengontrol dari jauh semua pin dalam mikrokontroler yang sudah terhubung ke internet. Setiap project yang dibangun dalam blynk masing-masing memiliki id token yang berbeda untuk memastikan keamanan akses perangkat keras. Disini kita dapat membuat beberapa project sekaligus dalam blynk. Dapat dikatakan bahwa Blynk merupakan IoT itu sendiri yang didesain sebagai remot kontrol data dari perangkat mikrokontroler secara realtime.

4.      Relay

Relay merupakan saklar atau switch listrik. Relay dapat mengganti arus hingga 10 Ampere pada tegangan 30 V DC atau 220 V AC [15]. Dalam paper ini relay berperan penting sebagai saklar listrik yang dapat dijalankan dengan fungsi kontrol blynk dan sensor sidik jari untuk menyambungkan dan memutuskan tegangan 12V yang terhubung ke solenoid door lock.



                       Gambar 3. Relay

 5.      Fingerprint sensor

Sensor sidik jari merupakan perangkat keras yang berfungsi sebagai penerima inputan sidik jari yang nantinya akan diteruskan dan diproses oleh mikrokontroler [16]. Sensor sidik jari hanya dapat mengenal inputan sidik jari yang telah tersimpan dalam memory. Semua data sidik jari yang terbaca di scanner akan dicocokan dengan data dalam memory. Apabila ada kecocokan data sidik jari maka sensor sidik jari akan mengirimkan signal HIGH ke mikrokontroler dan sebaliknya.






Gambar 4. Sensor Sidik Jari

 

6.      Door lock solenoid

Door lock solenoid merupakan sebuah perangkat kunci pintu yang menggunakan tegangan listrik 12V untuk dapat berfungsi. Door lock solenoid akan terbuka apabila menerima tegangan sebesar 12V dan sebaliknya, akan menutup apabila tidak menerima tegangan.




 


Gambar 5. Door lock solenoid

 

2.2.      Alur kerja sistem

Sistem dibangun berdasarkan pada penggunaan mikrokontroler NodeMCU ESP8266 [17] sebagai IoT dan sensor fingerprint sebagai penerima inputan biometric scaning. Secara keseluruhan sistem penguncian pintu rumah berbasis IoT akan terhubung ke internet dari koneksi Wi-Fi rumah ke sirkuit ESP8266 dan smartphone. Dalam menghubungkan Mikrokontroler NodeMCU dengan smartphone penghuni rumah secara online, dibutuhkan identifikasi SSID Wi-Fi, password, dan kode token, agar cloud server blynk dapat menghubungkan mikrokontroler dan smartphone penghuni rumah. Pada Gambar 6 dapat dilihat Prinsip koneksi blynk.



Gambar 6. Prinsip Kerja Blynk

 

Gambar 7 menjelaskan alur kerja sistem kontrol blynk, dimana server blynk akan memeriksa koneksi internet antara smartphone dan NodeMCU. NodeMCU harus menyertakan kode token, nama SSID Wi-Fi dan kata sandinya. Informasi yang disertakan dalam kode harus sesuai dengan informasi Wi-Fi agar ESP8266 terhubung dengan Wi-Fi sebagai saluran untuk bertukar perintah antara ponsel pintar dan NodeMCU. Proses yang tersisa hanyalah perintah yang dikirim dari aplikasi Blynk ke NodeMCU untuk mengontrol beban yang terhubung ke kit relay.



Gambar 7. Alur kerja Sistem Kontrol Blynk

 

Selain penggunaan Blynk APP sebagai media kontrol pintu dari jarak jauh menggunakan internet, dalam desain sistem juga menerapkan sensor sidik jari sebagai salah satu cara akses untuk membuka pintu rumah. Hal pertama dalam penggunaan sensor sidik jari adalah menghubungkan sensor sdik jari dengan mikrokontroler dan mengambil gambar sidik jari untuk disimpan dalam database. Sidik jari yang disimpan akan menjadi kunci akses pintu saat akan membuka pintu.

Ada berbagai macam metode untuk mengambil sampel sidik jari, salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan optical scanning. Inti utama dari optical scanner adalah CCD atau charge couple Device [18]. Proses pertama dalam metode CCD dimulai saat jari diletakan pada lempengan kaca dan kamera CCD menangkap gambar sidik jari tersebut. Sumber cahaya CCD biasanya berupa Light Emitting Diodes (LED) untuk penerangan alur sidik jari saat melakukan scanning. Gambar sidik jari yang dihasilkan sistem CCD biasanya berupa gambar sidik jari yang terbalik, area gelap merepresentasikan banyaknya cahaya yang dipantulkan mengambarkan punggung dari alur sidik jari, sebaliknya area terang merepresentasikan sedikitnya cahaya yang dipantulkan menggambarkan lembah sidik jari. Saat sebelum melakukan perbandingan gambar sidik jari yang baru saja diambil dengan data gambar sidik jari yang disimpan, prosesor Scanner melakukan verfikasi gambar yang diambil oleh CCD berdasarkan pada rata-rata kegelapan pixel, dan akan menolak akses apabila gambar yang diambil terlalu terang atau terlalu gelap. Apabila pengambilan gambar yang dilakukan CCD ditolak maka scanner akan melakukan pengaturan waktu pencahayaan dan mengulangi pengambilan gambar.

Gambar 8 menunjukan diagram alur aktifasi sensor sidik jari. Proses aktivasi perangkat sidik jari dilakukan dengan beberapa tahapan. Sebelum melakukan tahapan aktivasi, perangkat mikrokontroler yang terhubung ke sensor sidik jari akan di masukan source code aktivasi. Setelah proses upload source code berhasil langkah awal pada tahapan aktivasi adalah dengan melakukan inisialisasi serial port yang sesuai. Apabila sensor sidik jari telah terhubung pada port, langkah selanjutnya adalah memasukan Id sidik jari. Ketika sensor membaca sidik jari yang tertempel pada kaca scanner, sensor secara otomatis akan men-generate gambar sidik jari yang tertangkap, dan mengkonversinya kedalam pola. Jika terdapat kegagalan atau kesalahan penangkapan gambar sidik jari maka proses akan diulang kembali. Sistem akan memastikan validasi untuk satu identitas melalui dua kali penginputan sidik jari yang sama. Setelah proses konfersi sidik jari kedalam pola berhasil, akan dibuat sebuah template file dan dimasukan kedalam memori sementara. Langkah terakhir adalah menyimpan template file kedalam memori permanen dan memberikan ID.





                            Gambar 8. Diagram alur aktifasi sensor sidik jari

Dalam sistem penguncian pintu rumah sensor sidik jari akan menerima setiap inputan sidik jari yang menempel pada kaca scanner dan melakukan verifikasi kecocokan dengan gambar sidik jari sampel yang ada dalam database. Apabila hasil verifikasi kecocokan sama, maka mikrokontroler Node MCU akan mengirimkan signal HIGH ke pin output digital yang terhubung dengan solenoid door lock dan pintu akan terbuka. Apabila hasil verifikasi kecocokan sidik jari berbeda dengan sampel dalam database maka sensor akan mengulangi pengambilan gambar sidik jari.

 

3.           HASIL DAN ANALISIS

3.1.      Blynk Testing

Hasil pengujian koneksi menggunakan aplikasi Blynk dengan menggunakan android smartphone berhasil berkomunikasi se- cara baik saat smartphone menggunakan tombol kontrol untuk membuka/mengunci solenoid door lock. Langkah pengujian awal adalah melakukan registrasi ke dalam cloud sistem blynk lewat Android smartphone. Aplikasi blynk yang sudah diinstal diandroid smartphone dijalankan dan dibuat sebuah project baru. Secara otomatis blynk akan mengirimkan kode token project yang dibuat ke alamat email. Autentifikasi token yang diterima dimasukan kedalam kode program beserta SSID Wi-Fi, dan password Wi-Fi kemudian di upload kedalam mikrokontroler. Hasil uploading kode program dicek mengunakan serial monitor untuk memastikan mikrokontroler sudah terhubung ke cloud blynk atau tidak. Sebelum pengecekan di serial monitor dipastikan smartphone sudah terhubung dengan internet. Apabila status dalam serial monitor terkoneksi dengan blynk cloud pastikan status koneksi project di smartphone juga telah terhubung.

Blynk menggunakan sistem virtual pin untuk melakukan komunikasi dengan papan mikrokontroler NodeMCU. Virtual pin berbeda dengan analog/digital pin. Analog/digital pin merupakan pin dalam perangkat keras papan mikrokontroler yang mampu menghubungkan sensor maupun actuator. Aplikasi blynk dapat mengontrol pin digital/analog perangkat keras yang terhubung tanpa harus memasukan koding kedalam papan mikrokontroler terlebih dahulu. Dalam penelitian ini, antarmuka aplikasi blynk dimasukan satu fungsi tombol kontrol dengan port virtual output digital sesuai pin output yang digunakan dalam papan mikrokontroler yang terhubung dengan relay. Setelah fungsi kontrol telah ditambahkan pada aplikasi blynk selanjutnya dilakukan percobaan membuka solenoid door lock.   Ketika tombol kontrol pada aplikasi blynk di smartphone di tekan maka secara otomatis relay akan mener- ima signal digital HIGH untuk menyambungkan arus 12V dari power supply ke solenoid door lock selama 5 detik dan kemudian diputuskan.

3.2.      Fingerprint Testing

Gambar 9 menunjukkan diagram rangkaian Kunci Pintu menggunakan Teknologi Sidik Jari Biometric. Diagram skematik dibagi menjadi tiga unit yaitu Door Lock, Relay, dan Fingerprint sensor. Sistem Door Lock adalah sistem utama yang ditempatkan di pintu dan membutuhkan Perangkat Pembaca Sidik Jari untuk diaktifkan. Sistem akan diatur dari 220V AC ke 12V untuk dapat bekerja secara efektif dengan keadaan operasi unit mikrokontroler NodeMCU ESP8233. Status operasi mikrokontroler direferensikan dari rangkaian datanya. Dimana kapasitor terhubung ke tegangan output regulator dan ground untuk menyaring kebisingan yang datang dari regulator. Rangkaian driver relay mengontrol daya AC yang digunakan oleh sistem Door Lock yang terdiri dari transistor PNP, resistor, relay 12V dan dioda. Resistor memungkinkan arus kecil melewati persimpangan basis-emitor. Jalur keluaran rangkaian relay kemudian dihubungkan ke port keluaran RC5 dari PIC168F77A, dan ke dioda 1N4006 dan dihubungkan ke keluaran 12V dari pengatur sistem kunci pintu dan terakhir dihubungkan ke ground. Transistor berfungsi sebagai rangkaian yang mengontrol keadaan relay. Ketika volt positif (3,3V) diterapkan di dasar transistor, persimpangan kolektor-emitor akan terhubung. Dengan demikian, daya 12V mengalir melalui bagian induktor relay yang kemudian memberi energi pada saklar di dalam relay. Status saklar menentukan apakah daya AC mengalir ke soket AC. Dioda reverse-bias berfungsi sebagai pelindung tegangan pada bagian induktor dari relay sedemikian rupa sehingga tidak ada arus yang mengalir ketika transistor tidak aktif. Jika tidak ada tegangan positif yang diterapkan ke basis transistor, transistor tidak akan dalam keadaan aktif dan daya AC terputus ke soket AC. Sensor sidik jari mengumpulkan sidik jari pengguna dan diatur oleh tegangan keluaran 5V. Sebuah osilator 20 MHz terhubung ke salah satu pin mikrokontroler untuk tujuan frekuensi waktu.




Gambar 9. Sistem kerja sensor sidik jari pada pintu rumah


3.3    Analisis Sistem

Dalam penelitian ini, mengkombinasikan satu door lock dengan dua mekanisme pembuka kunci lewat penggunaan sensor sidik jari dan sistem kontrol jarak jauh. Penggunaan sensor mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan Surantha untuk mengantisipasi gerakan dalam rumah menggunakan Raspberry Pi 3 dan Arduino [9]. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi apabila rumah akan ditinggalkan atau rumah dalam keadaan kosong sensor gerak akan diaktifkan secara realtime melalui smartphone. Berdasarkan flowchart pada gambar 10, yang terdiri dari sensor dan aplikasi blynk sebagai input, dan relay sebagai output yang dipakai sebagai saklar untuk menghubungkan atau memutuskan tegangan 12V dari power supply ke perangkat solenoid. Langkah pertama adalah mendefinisikan pin sebagai input atau output. Ketika pin sudah ditentukan, program akan memanggil beberapa file berupa library, kemudian menghubungkan board mikrokontroler NodeMCU ESP8266 di pin digital dengan aplikasi blynk. Dalam Penelitian ini menggunakan 2 pin digital untuk rangkaian input dan output. 1 pin digital untuk input dan 1 pin digital untuk output. Selain menggunakan input/output hardware, Smartphone android juga digunakan sebagai media kontrol melalui aplikasi blynk. Dalam antarmuka project pada aplikasi blynk diberi satu tombol saklar untuk memberikan perintah pada pin digital output atau relay yang terhubung dengan solenoid door lock. Salah satu pin digital dihubungkan dengan sensor sidik jari untuk menerima inputan data sidik jari. Jika ada kecocokan sidik jari dalam database, sensor akan mengirimkan signal perintah pada pin digital output atau relay yang terhubung dengan solenoid door lock.

Output yang digunakan peneliti hanya 1, dimana satu pin output dapat menerima signal dari dua inputan. Inputan pertama merupakan inputan yang diterima oleh pin digital berasal dari sensor sidik jari dan inputan kedua berasal dari inputan yang diter- ima berupa signal virtual dari aplikasi blynk. Setiap komponen terhubung dengan pin yang dipasang pada papan mikrokontroler NodeMCU. Penentuan Pin set ini dilakukan pada software Arduino IDE dimana bahasa yang digunakan adalah bahasa C yang di- upload ke kepapan mikrokontroler menggunakan kabel USB. Dalam IDE Arduino ini, program yang diunggah terdiri dari head program, bagian inisiasi atau pengaturan variabel, dan bagian utama program atau loop. Variabel-variabel dalam head program digunakan untuk menambahkan program file yang diperlukan atau disebut juga dengan library.

Selain library, peneliti juga memasukkan beberapa komponen yang digunakan dalam program ini. Salah satunya adalah in- formasi tentang token, SSID Wi-Fi dan Sandi Wi-Fi. Token ini adalah alamat yang digunakan untuk menghubungkan perangkat keras dengan aplikasi Blynk. Token ini didapat dari aplikasi Blynk dengan mengirimkannya ke email pengguna. Sedangkan SSID dan Password Wi-Fi digunakan untuk menghubungkan perangkat keras dengan Wi-Fi yang digunakan. Karena perangkat yang akan dikembangkan akan dioperasikan dengan koneksi internet sehingga membutuhkan alamat Wi-Fi yang digunakan. Juga, kepala pro- gram berisi informasi tentang pin yang digunakan dan namanya. Karena dalam penelitian ini menggunakan sensor sidik jari maka ketika objek/sidik jari tidak mengenai sensor lagi maka output akan mati secara otomatis. Pada bagian kedua terdapat setup yang digunakan untuk menginisiasi atau menamai variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Inisiasi yang dimaksud adalah mem- beri nama dan membuat pin apa saja yang ada pada pin yang digunakan dalam program. Sebagai contoh relay yang pada bagian program adalah pin D5 sebagai output. Setelah bagian setup, ada bagian loop dimana bagian ini merupakan bagian terpenting dari program. Pada bagian loop ini digunakan mengirim data secara realtime dan berulang. Data yang dikirimkan adalah data koneksi antara ESP8266 dengan blynk dan data dari sensor sidik jari. Sistem loop akan menerima salah satu inputan dengan jeda selama 5 detik. Hal ini dilakukan adalah untuk menahan solenoid door lock tetap menerima arus/terbuka.





Gambar 10. Flowchart Design Sistem


Gambar 11 menunjukan desain implementasi tata letak lokasi penempatan hardware beserta jalur sumber energi listrik. Desain tersebut dibangun untuk mencapai target efisiensi biaya pengaplikasian sistem pada setiap titik pintu rumah. Hal lain yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu pada saat pengaplikasian sistem, sistem penguncian pintu tidak akan berfungsi apabila sumber listrik utama rumah putus. Untuk menghindari hal tersebut dilakukan penempatan sumber arus cadangan (UPS Battery Backup) [19] dengan dua output chanell 12V dan 5V, yang dihubungkan langsung pada solenoid door lock dan mikrokontroler. Hal ini sangat membantu dalam menghindari kegagalan sistem penguncian pintu rumah.



Gambar 11. Desain Implementasi Door Lock Sistem


4.           KESIMPULAN

Berdasarkan pada keseluruhan pengujian sistem, smart door lock berfungsi sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian ini. Perbandingan dengan setiap penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini mampu mengkombinasikan satu door lock dengan dua mekanisme pembuka kunci lewat penggunaan sensor sidik jari dan sistem kontrol jarak jauh. Kedua mekanisme yang digunakan tersebut mampu berjalan secara bergantian dalam selang waktu 5 detik tanpa ada kendala tabrakan pemrosesan dua inputan sekaligus. Selain itu percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan mikrokontroler NodeMCU dengan modul ESP8266 yang sudah terintegrasi langsung didalam satu papan mikrokontroler menunjukan efektifitas dan efesiensi waktu pengerjaan sistem, dikarenakan untuk dapat menghubungkan mikrokontroler ke internet tidak lagi diperlukan perangkat/modul Wi-Fi tambahan dan merakitnya kembali. Hal lainnya yang ditemui dalam penelitian ini adalah tidak ada lagi kehilangan kunci rumah ataupun kelala- ian penghuni rumah dalam menjaga keamanan pintu rumah. Pemilik rumah akan dapat mendaftarkan sidik jari setiap orang yang dipercaya sebagai kunci untuk membuka pintu rumah.

Saran untuk peneliti selanjutnya dalam pengembangan sistem adalah untuk dapat lebih memperhatikan celah keamanan lainnya untuk menyempurnakan sistem kemamanan rumah yang lebih efektif dan efisien. Pemanfaatan teknologi IoT yang mungkin dapat dikembangkan lebih lanjut adalah mengkombinasikan penguncian pintu rumah dengan teknologi facial recognition system untuk kemudahan akses serta konfirmasi identitas penghuni rumah atau juga sebagai alert bagi keamanan saat rumah ditinggalkan.

 

REFERENSI

[1]       C. Yukonhiatou, T. Yoshihisa, T. Kawakami, Y. Teranishi, and S. Shimojo, “A Fast Stream Transaction System for Real-Time IoT Applications,” Internet of Things, vol. 11, p. 100182, 2020.

[2]       V. D. Corte, K. Umachandran, I. Jurcic, and D. S. F. James, “Industry 4.0: The New Industrial Revolution,” in Big Data Analytics for Smart and Connected Cities. IGI Global, 2019, ch. 6, pp. 138–156.

[3]       A. Rejeb, S. Simske, K. Rejeb, H. Treiblmaier, and S. Zailani, “Internet of Things Research in Supply Chain Management and Logistics: A Bibliometric Analysis,” Internet of Things, vol. 12, p. 100318, 2020.

[4]       N. Suthanthira Vanitha, J. Karthikeyan, G. Kavitha, and K. Radhika, “Modelling of Intelligent Transportation System for Human Safety Using IoT,” Materials Today: Proceedings, vol. 33, no. xxxx, pp. 4026–4029, 2020.

[5]       M. Radja and A. W. Emanuel, “A review: Design of Smart Home Electrical Management System Based on IoT,” in 2019 International Conference on Information and Communications Technology, ICOIACT 2019, no. 2. Yogyakarta: IEEE, 2019, pp. 910–915.

[6]       C. Sisavath and L. Yu, “Design and Implementation of Security System for Smart Home Based on IOT Technology,” Procedia Computer Science, vol. 183, pp. 4–13, 2021.

[7]       S. Sauda and E. P. Agustini, “Implementasi Prototype Model dalam Pengembangan Aplikasi Smart Cleaning sebagai Pendukung Aplikasi Smart City,” MATRIK : Jurnal Manajemen, Teknik Informatika dan Rekayasa Komputer, vol. 20, no. 1, pp. 73–84, 2020.

[8]       L. Bai, D. Yang, X. Wang, L. Tong, X. Zhu, N. Zhong, C. Bai, C. A. Powell, R. Chen, J. Zhou, Y. Song, X. Zhou, H. Zhu,B. Han, Q. Li, G. Shi, S. Li, C. Wang, Z. Qiu, Y. Zhang, Y. Xu, J. Liu, D. Zhang, C. Wu, J. Li, J. Yu, J. Wang, C. Dong, Y. Wang,Q. Wang, L. Zhang, M. Zhang, X. Ma, L. Zhao, W. Yu, T. Xu, Y. Jin, X. Wang, Y. Wang, Y. Jiang, H. Chen, K. Xiao, X. Zhang, Z. Song, Z. Zhang, X. Wu, J. Sun, Y. Shen, M. Ye, C. Tu, J. Jiang, H. Yu, and F. Tan, “Chinese Experts’ Consensus on The Internet of Things-Aided Diagnosis and Treatment of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19),” Clinical eHealth, vol. 3, pp. 7–15, 2020.

[9]       N. Surantha and W. R. Wicaksono, “Design of Smart Home Security System Using Object Recognition and PIR Sensor,”Procedia Computer Science, vol. 135, pp. 465–472, 2018.

[10]   E. Z. Orji, U. I. Nduanya, and C. V. Oleka, “Microcontroller Based Digital Door Lock Security System Using Keypad,” Inter- national Journal of Latest Technology in Engineering, Management & Applied Science, vol. 8, no. 1, pp. 92–97, 2019.

[11]   W. Shao, T. Nguyen, K. Qin, M. Youssef, and F. D. Salim, “BLEDoorGuard: A Device-Free Person Identification Framework Using Bluetooth Signals for Door Access,” IEEE Internet of Things Journal, vol. 5, no. 6, pp. 5227–5239, 2018.

[12]   M. Mahbub, “A Smart Farming Concept Based on Smart Embedded Electronics, Internet of Things and Wireless Sensor Net- work,” Internet of Things, vol. 9, p. 100161, 2020.

[13]   O. J. Oyejide, M. O. Okwu, L. K. Tartibu, and O. I. Olayode, “Development of Sensor Controlled Convertible Cart-Trolley,” Procedia CIRP, vol. 91, pp. 71–79, 2020.

[14]   E. Media’s, S. ., and M. Rif’an, “Internet of Things (IoT): BLYNK Framework for Smart Home,” KnE Social Sciences, vol. 3, no. 12, pp. 579–586, 2019.

[15]   M. Radja, G. G. Hungilo, G. Emmanuel, and S. Suyoto, “IoT: Improved Home Energy Control System Based on Consumer,” IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, vol. 1098, no. 4, p. 042028, 2021.

[16]   M. Magdin, Sˇ. Koprda, and L. Ferenczy, “Biometrics Authentication of Fingerprint with Using Fingerprint Reader and Micro- controller Arduino,” Telkomnika (Telecommunication Computing Electronics and Control), vol. 16, no. 2, pp. 755–765, 2018.

[17]   M. Kashyap, V. Sharma, and N. Gupta, “Taking MQTT and NodeMcu to IOT: Communication in Internet of Things,” Procedia Computer Science, vol. 132, no. Iccids, pp. 1611–1618, 2018.

[18]   J. Xiong, Z. Liu, R. Lin, R. Bu, Z. He, Z. Yang, and C. Liang, “Green Grape Detection and Picking-Point Calculation in A Night-Time Natural Environment Using a Charge-Coupled Device (CCD) Vision Sensor with Artificial Illumination,” Sensors, vol. 18, no. 4, p. 969, 2018.

[19]   A. H. Sabry, Y. Hasan, W. Z. W., Alkubaisi, and M. Z. A. Ab-Kadir, “Battery Backup Power System for Electrical Appliances with Two Options of Primary Power Sources,” in IEEE International Conference on Smart Instrumentation, Measurement and Applications (ICSIMA). IEEE, 2018, pp. 1–5.



 
Copyright © 2014 Armelia Luvita. Designed by OddThemes